Selasa, 14 Juni 2011

charles darwin

Charles Darwin adalah seorang naturalis Inggris yang mengikuti ekplorasi kapal HMS Beagle untuk membuat peta pelabuhan dunia pada tahun 1831. Di sepanjang perjalanan inilah Darwin meneliti berbagai hewan dan tumbuhan yang dijumpainya. Darwin berada di Kepulauan Galapagos selama kurang lebih 2 bulan dan melakukan berbagai pengamatan terhadap bermacam hewan yang ada di kepulauan terpencil itu. Melalui pengamatan ini dan juga berbagai pengamatan lanjutan yang dilakukannya selama puluhan tahun atas koleksi hewan dan tumbuhan yang diperolehnyalah Darwin membentuk embrio teori Evolusi. Pada 1859, Darwin menerbitkan "On the Origin of Species by means of Natural Selection", yang menyajikan bukti-bukti yang menunjukkan bahwa kehidupan telah berevolusi sepanjang sejarahnya dan bahwa mekanisme yang menyebabkan terjadinya evolusi adalah seleksi alam.
Pendahuluan
Sejak dahulu kala manusia selalu mempertanyakan asal-usul kehidupan dan dirinya. Jawaban sementara atas pertanyaan tersebut ada tiga altenatif, yaitu penciptaan, transformasi, atau evolusi biologi.
Definisi evolusi biologi bermacam-macam tergantung dari aspek biologi yang dikaji. Beberapa definisi yang umum dijumpai di buku-buku biologi, antara lain: evolusi pada makhluk hidup adalah perubahan-perubahan yang dialami makhluk hidup secara perlahan-lahan dalam kurun waktu yang lama dan diturunkan, sehingga lama kelamaan dapat terbentuk species baru: evolusi adalah perubahan frekuensi gen pada populasi dari masa ke masa; dan evolusi adalah perubahan karakter adaptif pada populasi dari masa ke masa. Evolusi telah mempersatukan semua cabang ilmu biologi.
Idea tentang terjadinya evolusi biologis sudah lama menjadi pemikiran manusia. Namun, di antara berbagai teori evolusi yang pernah diusulkan, nampaknya teori evolusi oleh Darwin yang paling dapat teori. Darwin (1858) mengajukan 2 teori pokok yaitu spesies yang hidup sekarang berasal dari spesies yang hidup sebelumnya, dan evolusi terjadi melalui seleksi alam. Perkembangan tentang teori evolusi sangat menarik untuk diikuti. Darwin berpendapat bahwa berdasarkan pola evolusi bersifat gradual, berdasarkan arah adaptasinya bersifat divergen dan berdasarkan hasilnya sendiri selalu dimulai terbentuknya varian baru.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan (terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori penciptaan–Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan. Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang sekarang kita kenal dengan label “Neo Darwinian” dan “Modern Sintesis”, bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).
Di dalam suatu spesis terdapat banyak variasi yang selalu disebut sebagai diversifikasi. istilah "spesis" sebagaimana lazim digunakan ialah organisme-organisme yang meliputi suatu populasi .Satu dari ciri-ciri penting hipotesis evolusi ialah organisme-organisme yang lebih sempurna muncul atau berasal daripada makhluk yang lebih sederhana atau dengan arti yang lain evolusi mencari penjelasan mengenai terjadinya jenis-jenis baru.Masalahnya ialah diversifikasi dan variasi-variasi yang lazim diutarakan untuk menyokong hipotesis evolusi adalah perubahan-perubahan yang terdapat dalam lingkungan sesuatu spesies yaitu dalam bidang mendatar,sedangkan evolusi merupakan perubahan yang melompat dari satu jenis ke satu jenis di tingkat yang lebih tinggi yaitu dalam bidang menegak.
Evolusi mikro adalah perubahan-perubahan dan variasi-variasi yang terdapat dalam suatu organisme dan bisa dilihat secara eksperimen.Perubahan-perubahan tersebut adalah perubahan kecil dan terbatas dalam lingkungan spesies saja. Contohnya, dari satu jenis lalat buah-buahan yang bernama Dropsophila melanogaster dan berbagai macam variasi bisa diperoleh secara eksperimen, tetapi variasi-variasi tersebut tetap termasuk dalam keluarga Drosophila dan tidak melintas batasnya sehingga terbentuk jerapah itu sebagai satu contoh seleksi alam.
Topik yang akan dibahas dibawah ini meliputi perkembagan teori evolusi Darwin dan implikasi dari teori evolusi biologi Darwin terhadap cara pandang kita tentang keberadaan makhluk dan alam semesta.
 Perkembangan Teori Evolusi
Banyak hal dan pemikiran ahli lain yang mempengaruhi perkembangan teori Darwin, antara lain:
• Ekspedisi ke lautan Galapagos ditemukan bahwa perbedaan bentuk paruh burung Finch disebabkan perbedaan jenis makanannya.
• Geolog Charles Lyell (1830) menyatakan bahwa batu-batuan di bumi selalu mengalami perubahan. Menurut Darwin, hal-hal tersebut kemungkinan mempengaruhi makhluk hidupnya. Pikiran ini juga didasarkan pada penyelidikannya pada fosil.
• Pendapat ekonom Malthus yang menyatakan adanya kecenderungan kenaikan jumlah penduduk lebih cepat dari kenaikan produksi pangan. Hal ini menimbulkan terjadinya suatu persaingan untuk kelangsungan hidup. Oleh Darwin hal ini dibandingkan dengan seleksi yang dilakukan oleh para peternak untuk memperoleh bibit unggul.

 POKOK PIKIRAN DARWIN
Evolusi merupakan perubahan makhluk hidup secara perlahan lahan dalam waktu yang lama sekali.
• Evolusi secara cermat ditelaah oleh Charles Robert Darwin,
• setelah ia mengikuti pelayaran kapal Angkatan Laut Kerajaan Inggris HMS “BEAGLE” tanggal 27 Desember 1831
• pergi meninggalkan pelabuhan Plymouth menjelajah Lautan Pasifik dan pada akhir tahun 1835 terdampar di Kepulauan Galapagos.
Hasil pengamatan tersebut dibuatlah suatu Hipotesis tentang Evolusi yang dikenal dengan Hipotesis Darwin.
Bukti-Bukti Utama ialah :
a. Di antara individu-individu kebanyakan spesies,terdapat berbagai variasi dan perubahan .Variasi ini sangat jelas di kalangan hewan ternak dan tumbuhan.
b. Dalam perjuangan hidup ,organisme (hewan atau tumbuhan) yang akan terus hidup ialah yang paling mampu untuk mempertahankan diri atau menyesuaikan diri dengan keadaan iklim dan suasana sekitarnya.Organisme-organisme yang terbaik itu akan memindahkan sifat-sifatnya kepada keturunannya secara proses seleksi alam.
c. Mutasi mempunyai peranan yang penting untuk mewujudkan suatu spesis yang baru.
d. Sisa-sisa fosil dari zaman purba yang dijumpai di lapisan geologi telah memberi bukti bahwa evolusi telah berlaku.


Dari pengamatan yang telah dilakukannya ia mendapatkan inspirasi yang luar biasa sehingga bisa menuliskan thesisnya itu menjadi suatu teori evolusi yang spektakuler " seleksi alam "

Berikut yang melatar belakangi pokok pikiran di Darwin
• Terjadi perubahan fenotip secara perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama,
• Perubahan fenotif itu dapat menyimpang dari struktur aslinya sehingga muncul Spesies baru.


 HIPOTESIS DARWIN (POKOK PIKIRAN DARWIN)
Hipotesis Darwin tentang Seleksi Alam di dasarkan pada pokok-pokok pemikiran, yaitu:
1. Bahwa tidak ada 2 individu yang sama
2. setiap populasi berkecenderungan untuk bertambah banyak
3. Untuk berkembangbiak perlu adanya makanan dan ruangan yang cukup
4. Kenyataan alam menunjukkan bahwa bertambahnya populasi tidak berjalan terus-menerus.

Dari hasil Hipotesis Darwin tersebut disimpulkan bahwa:
1. Makhluk hidup mempunyai keterbatasan dalam hal: Mendapatkan makanan dan Memperoleh tempat hidup
2. Makhluk hidup yang hidup sekarang ini adalah makhluk yang mampu menyesuaikan diri (Adaptasi) terhadap lingkugannya, yaitu: Makhluk yang menang dalam persaingan terhadap makhluk hidup lainnya Makhluk hidup yang mempunyai Viabilitas dan Fertilitas yang tinggi.
3. Makhluk hidup yang tidak mampu beradaptasi (tidak Adaptasi) akan mati dan punah.

Menurut Darwin, agen tunggal penyebab terjadinya evolusi adalah seleksi alam. Seleksi alam adalah “process of preserving in nature favorable variations and ultimately eliminating those that are ‘injurious’”.
Secara singkat, proses evolusi oleh seleksi alam (Neo Darwinian) terjadi karena adanya:
a. Perubahan frekuensi gen dari satu generasi ke generasi berikutnya.
b. Perubahan dan genotype yang terakumulasi seiring berjalannya waktu.
c. Produksi varian baru melalui pada materi genetic yang diturunkan (DNA/RNA).
d. Kompetisi antar individu karena keberadaan besaran individu melebihi sumber daya lingkungan tidak cukup untuk menyokongnya.
e. Generasi berikut mewarisi “kombinasi gen yang sukses” dari individu fertile (dan beruntung) yang masih dapat bertahan hidup dari kompetisi.
• Dua inti pokok dari teori darwin :

1. Spesies yang hidup di masa sekarang berasal dari makhluk hidup yang berasal dari masa lampau.

2. Evolusi terjadi karena adanya proses seleksi alam (natural selections)
• Pengertian dan arti definisi seleksi alam adalah seleksi yang terjadi pada individu-individu yang hidup di alam, sehingga individu yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan tersebut akan terus hidup dan berkembang, sedangkan yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan alam lingkungan sekitarnya akan musnah dan hilang dimakan waktu.
• Contoh peristiwa seleksi alam adalah pada kupu-kupu biston betularia di inggris. Kupu-kupu biston betularia terdapat dua jenis, yaitu yang bersayap terang cerah dengan yang bersapap gelap. Awal mulanya lingkungan inggris yang bersih sangat baik untuk adaptasi kupukupu yang bersayap cerah. Namun karena limbah jelaga industri di inggris yang semakin banyak dan mengotori pepohonan sehingga pohon menjadi gelap yang akhirnya menjadi lebih adaptif untuk kupu-kupu yang bersapap gelap daripada yang terang. Hasilnya perkembangan kupu2 bersayap gelap meningkat tajam dan sayap cerah berkurang drastis.
• Persamaan teori lamack dengan tori darwin adalah evolisi sama-sama terjadi karena pengaruh faktor lingkungan. Sedangkan perbedaannya adalah pada yang menyebabkan perubahan makhluk hidup, di mana lamack disebabkan oleh kuantitas penggunaan organ tubuh, sedangkan darwin pada seleksi alam.

Hipotesisnya ialah ,leher jerapah menjadi lebih panjang sedikit demi sedikit. Sebaliknya ,evolusi makro memperlihatkan perubahan secara besar-besaran yang pernah terjadi dalam sejarah kehidupan. Perubahan-perubahan yang besar itulah yang menyebabkan terbentuknya spesies yang baru.

fotosintesis

ACARA 7
FOTOSINTESIS
Pelaksanaan Praktikum
Tujuan praktikum : Mengetahui adanya proses fotosintesis pada tumbuhan.
Hari, tanggal praktikum : Rabu, 8 Desember 2010.
Tempat praktikum : Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.
Landasan Teori
Fotosintesis berasal dari kata foto yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti perubahan dari zat anorganik menjadi organik. Oleh karena itu, fotosintesis adalah suatu peristiwa perubahan zat-zat anorganik menjadi zat organic dan dibantu sinar matahari (Nuryani, 1995 : 79).
Semua bagian yang berwarna hijau pada tumbuhan, termasuk batang hijau dan buah yang belum matang, juga memiliki kloroplas, tetapi daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis pada sebagian besar tumbuhan. Warna daun berasal dari klorofil, pigmen warna hijau yang terdapat kloroplas. Energi yang diserap klorofil inilah yang menggerakkan sintesis molekul makanan dalam kloroplas. Karbondioksida masuk ke daun, dan oksigen keluar melalui mikroskopis yang disebut stomata. Air yang diserap oleh akar dialirkan ke daun melalui berkas pembuluh (Campbell, 2000 : 183).
Aktivitas kehidupan di biosfer ini pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari. Untuk dapat digunakan sebagai tenaga penggerak aktivitas seluruh kehidupan organisme hidup, tenaga cahaya matahari harus diubah menjadi tenaga kimia terlebih dahulu. Dengan demikian proses fotosintesis itu terdiri atas reaksi pengubahan tenaga cahaya matahari menjadi tenaga kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H+ (reaksi terang), serta reaksi pembentukan karbohidrat, dengan menggunakan ATP dan NADPH + H+ tersebut. Reaksi fotosintesi secara sederhana yaitu (Nasir, 1993 : 53).
6CO2 + 6H2O (cahaya matahari)/klorofil C6H12O6 + 6O2 .

Alat dan Bahan
Alat
Gelas beker
Corong
Tabung reaksi
Stopwatch
Bahan
Air
Tanaman air Hydrilla verticillata
Cara Kerja
Merangkai alat seperti pada gambar,
Menempatkannya di tempat yang terkena cahaya matahari (terang) dan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari (gelap),
Menghitung jumlah gelembung yang muncul tiap 5 menit selama 30 menit,
Membandingkan jumlah gelembung dari gelas beker yand diletakkan di tempat terang dengan gelas beker yang diletakkan di tempat gelap.
Hasil Pengamatan
terlampir
Pembahasan
Fotosintesis adalah reaksi pengubahan zat anorganik (air, karbondioksida) menjadi zat organik (amilum) oleh klorofil dengan pertolongan cahaya (terutama cahaya matahari). Fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi gelap adalah rangkaian reaksi yang tidak memerlukan cahaya, sedangkan reaksi terang adalah reaksi yang memerlukan cahaya untuk rangkaian reaksi fotosintesis.
Pada pengamatan fotosintesis menggunakan tumbuhan air Hydrilla verticillata, dilakukan dua percobaan yaitu dengan meletakkannya di tempat terang dan di tempat gelap. Pada percobaan di tempat terang, jumlah gelembung udara yang dihasilkan di tempat terang menandakan bahwa proses fotosintesis terjadi dengan cepat jika dibandingkan dengan di tempat gelap. Hal ini dikarenakan klorofil menyerap cahaya matahari, intensitas cahaya yang cukup membantu dalam reaksi fotolisis air, sehingga menghasilkan oksigen.
Berdasarkan tabel dan grafik, jumlah gelembung tiap satuan waktunya berbeda, kenaikan jumlah gelembung tiap menitnya juga berbeda. Karena dalam fotosintesis ini mengikuti hukum minimum, yaitu kenaikan minimum factor-faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis akan menaikkan laju fotosintesis sampai di titik optimum (jenuh).

Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Fotosintesis adalah reaksi pengubahan zat anorganik menjadi zat organik oleh klorofil dengan pertolongan cahaya,
Kegiatan fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan ditandai dengan adanya gelembung udara yang berupa oksigen,
Faktor yang mempengaruhi fotosintesis adalah cahaya matahari, suhu, klorofil, dan ketersediaan H2O dan CO2,
Pada tumbuhan yang mendapat intensitas cahaya yang cukup atau banyak, laju fotosintesis menjadi cepat, dan
Pada tumbuhan yang tidak mendapat cahaya, laju fotosintesis menjadi lambat (tidak terjadi fotosintesis sama sekali).
Saran

alat reproduksi pada hewan

ACARA 9
ALAT REPRODUKSI PADA HEWAN
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Tujuan praktikum : Mengetahui alat atau cara perkembangbiakan pada hewan.
2. Hari,tanggal praktikum : Rabu, 10 Desember 2010.
3. Tempat praktikum : Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.

B. Landasan Teori
Pada katak betina ovarium berjumlah sepasang ,pada sebelah krantalnya dijumpai jaringan lemak berwarna kuning ( korpus adiposum ).Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari plica gametalis , masing-masing gonalis dan progonalis.Ovarium digantungkan oleh meso ovarium.Saluran reproduksi berupa oviduk yang merupakan saluran berkelok-kelok.Oviduk dimulai dengan bangunan berbentuk yang mirip corong ( infundibulum ) dengan lubang-lubangnya yang disebut abdominal.Oviduk di sebelah kaudal mengadakan peleburan yang disebut dutus mesonefrus dan akhirnya bermuara pada kloaka ( Raharjo, 1990:21 ).
Sistem reproduksi pada amfibi , pembuahannya terjadi secara eksternal artinya penyatuan gamet jantan dan betina terjadi di luar tubuh.Pada pembuahan eksternal biasanya terbentuk ovum dalam jumlah besar , karena kemungkinan terjadinya fertilisasi lebih kecil daripada pembuahan secara internal.Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak , kalau dibelah katak betina yang sedang bertelur , kita bukan mempunyai bentuk berwarna hitam yang hamper memenuhi rongga perutya, itu merupakan ovarium yang penuh berisi telur , jumlahnya mencapai ribuan.Pada katak betina juga ditemukan semacam lekukan pada bagian leher, yang berfungsi sebagai tempat pegangan bagi katak jantan ketika mengadakan fertilisasi .Hal ini diimbangi oleh katak jantan dengan adanya stuktur lurus pada kaki depannya untuk memegang erat katak betina ketika fertilisasi ( Tenzer , 2003 : 29 ).
Reproduksi hewan dapat dibedakan menjadi du macam yaitu secar vegetatif dan generative.Perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa peleburan sel kelamin jantan dan betina.Perkembangbiakan vegetatif biasanya terjadi pada hewan tingkatorganisme atau avertebrata.Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau vertebrata.Perkembangbiakan tersebut melibatkan alat kelamin jantan dan betina dan ditandai oleh adanya peristiwa pembuahan.
C. Alat dan Bahan
1 . Alat :
a. Mikroskop monokuler cahaya .
2.Bahan ;
A. Preparat awetan ovarium katak.

D.Cara Kerja
Preparat awetan ovarium katak
1. Mengamati preparat awetan ovarium katak dibawah mikroskop dari pembesaran lemah ke pembesaran kuat .
2. Menggambar hasil pengamatan dan membaeri keterangan.
E.Hasil Pengamatan
terlampir
F. Pembahasan
Katak termasuk vertebrata yang reoproduksi seksualnya diawali perkawinan yang diikuti dengan terjadinya fertilisasi .Zigot dari hasil fertilisasi berkembang menjadi embrio.Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal dan internal.
Katak termasuk kelompok amfibi yang melakukan fertilisasi secara eksternal .Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum diluar tubuh hewan betin,yakini berlangsung dalam suatu media cair misalnya air.Sedangkan yang fertilisasi internal merupakan penyatuan sperma dan ovum yang terjadi dalam tubuh hewan betina.Hal ini dapat terjadi karena adanya peristiwa kopulasi yaitu masuknya alat kelamin jantan kedalam alat kelamin betina.
Katak termasuk hewan ovipar.Katak jantan dan katak betina tidak memiliki alat kelamin luar.Pembuahan katak terjadi diluar tubuh.Pada saat kawin ,katak jantan dan katak betina melakukan ampleksus ,yaitu katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak betina.Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum kedalam air.Setiap ovum yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telar ( membran vitelin ).Sebelumnya ovum katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong.Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk.
Dekat pangkal oviduk pada katak betina dewasa ,terdapat saluran yang menggembung disebut kantung telur ( uterus ).Oviduk katak betina terpisah dengan ureter .Oviduknya berkelok-kelok dan bermuara di kloaka.Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum,katak jantan juga akan menyusul mengeluarkan sperma.Sperma dihasilkan oleh testis yang berjumlah sepasang dan disalurkan kedalam vas deferens.Vas deferens katak jantan bersatu dengan ureter.Dari vas deferens sperma lalu bermuara di kloaka.Setelah terjadi fertilisasi eksternal, ovum aka diselimuti cairan kental sehingga kelompok telur tersebut berbentuk gumpalan telur.
Pada katak betina , ovarium berjumlah sepasang pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan berwarna kuning ( korpus adiposum ).Baik ovarium maupun korpus adiposum berasal dari plica gametalis , masing-masing gonalis dan pars progonalis.Ovarium digantungkan oleh mesovarium.Pada katak betina menghasilkan ovum yang banyak, kalau kita membedah katak betina yang sedang bertelur ,kita akan menjumpai bentukan berwarna hitam yang hampir memenuhi rongga perutnya itu merupakan ovarium yang berisi sel telur , jumlahnya mencapai ribuan.
G.Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan hasil pengamatan diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Pembuahan pada katak terjadi secara eksternal.
b. Terdapat lima macam folikel pada hewan yaitu folikel muda , folikel primer, folikel sekunder,folikel tersier dan folikel graaf.
c. Folikel primer terjadi dari pembesaran oosit yang bermitosis berulang-ulang menjadi sel granulose.
d. Folikel sekunder ketika oosit mencapai besar maksimal dan letaknya eksentrik dalm folikel.
e. Pada folikel tersier terbentuk rongga dalam dalam folikel disebut antrum.
f. Pada folikel graaf terdapat cumulus opharus.
g. Korpus luteum berasal dari folikel graaf yang ovumnya telah berovulasi.
2.Saran



Daftar Pustaka
Anonim.2010.Life.USA : Press Company.
Puja,I Ketut ,dkk.2010.Embriologi Modern.Bali : Udayana.
Raharjo,joko.1990.Diktat Asistensi Anatomi Hewan-Zoologi.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Tenzer,A.2003.Petunjuk Praktikum Stuktur Hewan II.Malang : Brawijaya University Press.

kewarganegaraan

1. Jelaskan perbedaan tugas dan kewenangan MPR menurut UUD 1945 antara sebelum dan sesudah amandemen!
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
 Sebelum Amandemen UUD 1945
Sebelum amandemen, MPR berkedudukan sebagai Lembaga Tertinggi Negara, dimana MPR sebagai pemegang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.
MPR mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut.
o Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR.
o MPR menetapkan UUD dan Garis-Garis Besar Haluan Negara(GBHN).
o Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh MPR dengan suara yang terbanyak.
o MPR memilih dan mengangkat Presiden Wakil Presiden untuk membantu Presiden.
o Untuk mengubah UUD sekurang- kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR harus hadir. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir.
o MPR memberikan mandat untuk melaksanakan Garis-Garis Besar Haluan Negara dan putusan-putusan MPR lainnya kepada Presiden.
o MPR dapat memberhentikan Presiden sebelum habis masa jabatannya.
o Mengubah Undang-Undang Dasar.

 Sesudah Amandemen UUD 1945
Sesudah amandemen, MPR tidak lagi berkedudukan sebagai Lembaga Tertinggi Negara tetapi MPR berkedudukan sebagai Lembaga Tinggi Negara yang setara dengan Lembaga Tinggi Negara lainnya seperti Lembaga Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA dan MK.
MPR mempunyai tugas dan wewenangsebagai berikut.
o Mengubah dan menetapkan UUD.
o Melantik Presiden dan Wakil Presiden berdasarkan hasil pemilihan umum dalam sidang Paripurna MPR.
o MPR tidak berwenang untuk memilih presiden karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilihan umum.
o Memutuskan usuk DPR berdasarkan putusan Mahkamah konstitusi untuk memberhentikan presiden dan/atau Wakil Presiden dalam masa jabatannya setelah Presiden dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan di dalam sidang Paripurna MPR.
o Melantik Wakil Presiden menjadi Presiden apabila presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatan.
o Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi kekosongan jabatan.
o Memilih presiden dan wakil presiden dari dua pasangan calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangan calon presiden dan wakil presidennya meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan umum sebelumnya sampai berakhir masa jabatannya, jika presiden dan wakil presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatan secara bersamaan.
o MPR tidak lagi memiliki kewenangan untuk menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Negara.
Berdasarkan uraian di atas, kita bisa lihat bahwa tugas dan wewenang MPR sebelum amandemen dan sesudah amandemen UUD 1945 berbeda, dengan kata lain terjadi beberapa perubahan pada tugas dan wewenang MPR setelah amandemen UUD 1945 seperti MPR memiliki kewenangan untuk menetapkan GBHN sebelum amandemen UUD 1945 tetapi setelah amandemen MPR tidak berwenang untuk menetapkan GBHN. Sebelum amandemen MPR berwenang untuk memilih presiden, setelah amandemen MPR tidak berwenang memilih presiden karena presiden dipilih secara langsung melalui pemilihan umum, tetapi MPR berwenang memilih presiden dan wakil presiden dari dua pasangan calon presiden yang diusulkan oleh partai politik pada saat presiden dan wakil presiden diberhentikan secara bersamaan. Sebelum amandemen MPR berhak memberhentikan presiden dalam masa jabatannya tetapi setelah amandemen MPR tidak berhak memberhentikan presiden dalam masa jabatannya tanpa usuk DPR berdasarkan putusan atau persetujuan dari Mahkamah Konstitusi. Sesudah amandemen MPR juga bertugas melantik presiden dan wakil presiden, memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden dalah hal terjadi kekosongan jabatan dan melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti, diberhentikan atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatan.
2. Jelaskan perbedaan proses pemberhentian presiden/wakil presiden menurut UUD 1945 antara sebelum dan sesudah amandemen!
Beberapa alasan pemberhentian presiden dan/atau wakil presiden adalah :
a. terbukti melakukam pelanggaran hukum dalam penghianatan kepada Negara, korupsi, penyuapan dan tindak pidana berat lainnya;
b. melakukan perbuatan tercela;
c. terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden.
Sebelum amandemen, presiden diberhentikan oleh MPR dalam masa jabatannya, jika terbukti presiden dan/atau wakil presiden sudah melakukan pelanggaran hukum, melakukan perbuatan tercela atau terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden melalui sidang Paripurna MPR setelah presiden dan/atau wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan penjelasan. Tetapi setelah amandemen, proses pemberhentian dilakukan melalui :
DPR MK MPR.
Selama masa jabatannya, presiden dan/atau wakil presiden dapat diberhentikan MPR atas usul DPR, dimana DPR terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa, mengadili dan memutuskan pendapat DPR itu. Apabila presiden dan/atau wakil presiden dinyatakan bersalah atau Mahkamah Konstitusi menyetujui pemberhentian Presiden dan/atau wakil presiden yang diajukan oleh DPR, maka dalam sidang paripurna, DPR harus meneruskan usul pemberhentian kepada MPR.
3. Jelaskan perbedaan tugas dan kewenangan antara MA dan MK!
Fungsi Mahkamah Agung berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam Undang-Undang seperti kejaksaan, kepolisian, pengacara dan lain-lain. Mahkamah Agung berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di bawah Undang-Undang dan mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-Undang; mengajukan 3 orang anggota hakim Konstitusi dan memberikan pertimbangan dalam hal presiden memberi grasi dan rehabilitasi. Sedangkan Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-Undang terhadap UUD; memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945; memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilu.
Jadi disini tugas dan wewenang Mahkamah Agung lebih luas dibandingkan dengan Mahkamah Konstitusi.


























4. Jelaskan yang dimaksud dengan Pancasila sebagai paradigm pembangunan!
Pancasila sebagai paradigm (sudut pandang), artinya nilai-nilai dasar pancasila secara normatif menjadi dasar, kerangka acuan dan tolok segala bentuk pembangunan nasional yang dijalankan di Indonesia. Pancasila adalah ideologi nasional yang berarti sebagai sebagai dasar negara Indonesia. Negara merupakan organisasi atau persekutuan hidup manusia, maka pancasila menjadi landasan dan tolak ukur penyelenggaraan bernegara termasuk dalam melaksanakan pembangunan. Nilai-nilai dasar Pancasila itu dikembangkan atas dasar hakikat manusia sebagai makhluk monopluralis yang meningkatkan harkat dan martabat manusia yang meliputi aspek jiwa, raga, pribadi, sosial, dan aspek ketuhanan. Secara singkat, pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas.Pembangunan sosial harus mampu mengembangkan harkat dan martabat manusia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pembangunan dilaksanakan di berbagai bidang yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia. Pembangunan meliputi bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Pancasila menjadi paradigma dalam pembangunan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.












5. Jelaskan hubungan antara presiden, DPR, DPD, DPRD, dan BPK!
Masing-masing dari Lembaga Tinggi Negara mempunyai keterikatan atau saling berhubungan, seperti presiden dengan DPR dalam membentuk undang-undang yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama, dimana undang-undang yang dibahas DPR dengan presiden merupakan rancangan undang-undang yang diajukan oleh DPD. Anggota Badan Pemeriksa Keuangan(BPK) dipilih oleh DPR dengan memperhatikan pertimbangan DPD,dimana dari hasil pilihan itu kemudian diresmikan oleh presiden. Perwakilan BPK ada di setiap daerah provinsi denang tugas dan wewenang yang sama dalam skala wilayah dearah masing-masing. Tugas dari BPK memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negaradan hasilnya diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD sesuai kewenangannya. Jadi dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa masing-masing Lembaga saling berhubungan, dimana pada uraian di atas yang paling berperan adalah DPR.

koloid

KOLOID
BAB VI
PENDAHULUAN
System koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspense (campuran kasar). System koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspense. Keadaan koloid bukan cirri dari zat tertentu karena semua zat baik padat, cair maupun gas dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Koloid dapat didefinisikan sebagai system heterogen di mana suatu zat didisfersikan ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didisfersikan berukuran dari satu nanometer sampai satu micrometer.
Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu berasal dari bahasa Yunani yaitu “kolla” dan “oid”. Kola berarti lem dan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya sebab system koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem. Larutan biasa misalnya larutan garam yang mempunyai nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid mempunyai nilai difusi yang rendah karena partikelnya berukuran lebih besar dari pada molekul yaitu berukuran maksimum satu micrometer, tetapi tidak dapat mengendap. Larutan koloid biasanya tidak jernih tetapi translusen. Hal ini disebabkan oleh efek tyndall. Partikel koloid dapat dipisahkan dari molekul lainnya dengan car dialysis menggunakan membrane semipermeable. Dengan cara ini partikel koloid akan tertahan tetapi molekul lainnya yang lebih kecil dapat melewati membrane.
System koloid perlu dipelajari karena berkaitan erat denga hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh seperti di darah adalah system koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sisitem koloid, cat berbagai jenis obat, bahan kosmetik, dan tanah pertanian juga merupakan system koloid.
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian koloid, macam-macam system koloid dan sifat-sifat koloid, penerapan sifat koloid dalam pengolahan air bersih serta pembuatan koloid juga akan dibahas tentang polusi udara yang disebabkan oleh koloid,



BAB II
ISI

1.1 Sistem Koloid
System koloid merupakan campuran yang terdiri dari fase terdisfersi dan pendisfersi (mediumnya). Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang terdisfersi, system disfersi dibedakan menjadi larutan, koloid, dan suspensi
Tabel Perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi
Larutan
(disperse molekuler) Koloid
(disperse koloid) Suspensi
(disperse kasar)
Contoh : Larutan gula dalam air Contoh : Campuran susu dengan air Contoh : Campuran tepung terigu dengan air
1. Bersifat homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
2. Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nanometer
3. Satu fase
4. Stabil
5. Tidak dapat disaring 1. Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi bersifat heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
2. Partikel berdimensi antara 1 nanometer sampai 100 nanometer
3. Dua fase
4. Pada umumnya stabil
5. Tidak dapat disaring kecauli dengan penyaring ultra 1. Bersifat heterogen




2. Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nanometer

3. Dua fase
4. Tidak stabil
5. Dapat disaring

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan, koloid, atau suspense.
Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, larutan cuka, air laut, dan bensin.
Contoh koloid : sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonnaise.
Contoh suspense : air sungai yang keruh, canpuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.
Adakalanya suatu campuran mengandung zat terlarut dan zat koloid atau zat terlarut dan suspense sekaligus. Sebagai contoh air sungai, mengandung pasir dan berbagai partikel kasar yang lain. Jika air sungai disarig, biasanya masih mengandung partikel koloid di samping zat terlarut. Demikian halnya juga dengan udara, udara yang bersih merupakan larutan dari berbagai jenis gas. Akan tetapi, pada umumnya udara mengandung partikel koloid berupa debu, asap atau kabut.

1.2 Macam-Macam Sistem Koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, maka system koloid dapat dibedakan menjadi delapan macam.
No. Fase terdispersi Fase pendispersi System koloid Contoh
1 Gas Cair Buih/busa Buih sabun, sampo, deterjen, buih ombak
2 Gas Padat Busa padat Karet busa, batu apung
3 Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan, hairspray
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan, es krim, minyak ikan
5 Cair Padat Emulsi padat Mutiara, keju, jeli
6 Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara
7 Padat Cair Sol Cat, larutan kanji, tinta, putih telur
8 Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, campuran logam, intan hitam

a. Aerosol
sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Pada masa sekarang ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti hairspray, semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa kloroflourokarbon (CFC) dan karbondioksida (CO2)
b. Sol
System koloid dari partikel padat yang terdisfersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industry.
Contoh sol : air sungai, sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta tulis dan cat.
c. Emulsi
System koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak. Dalam hal ini minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, dan lateks
Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak bumi dan minyak ikan
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator) contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok maka akn diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau deterjen maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh pengemulsi lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonnaise.
d. Buih/Busa
System koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain : eter dan isoamil alcohol. Zat oemecah buih disebut agen anti buih (defoaming agent)
e. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel
Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, geltin, gel sabun dan gel silica.
Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat
1.3 Sifat-Sifat Koloid
a. Efek tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa pemantulan atau penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Hal ini dapat dipakai untuk membedakan koloid dengan larutan sejati. Efek tyndall terjadi karena cahaya yang lewat hanya diteruskan (partikelnya sangat kecil sehingga tidak mampu memantulkan cahaya yang diterima.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengamati efek tyndall antara lain : sorot lampu mobil pada malam yang berkabut, sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu dan berkas sinar matahari melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut. Efek tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda, sinar kuning misalnya lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning dipakai pada saat berkabut dimana cahaya kuning lebih dapat menembus kabut dan terlihat oleh pemakai jalan
b. Gerak brown
Gerak brown adalah gerakan partikel koloid yang terus menerus secara acak dan patah-patah (zig zag). Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Dalam suspense tidak terjadi gerak brown karena ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya seimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak brown tetapi tidak dapat diamati. Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak brown berlangsung. Hal ini terjadi karena energy kinetic molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak brown merupakan salah satu factor yang menstabilkan koloid. Karena bergerak terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi
c. Muatan koloid
1. Elektroporesis
Bila arus listirk dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam disperse koloid maka partike-partikel koloid bergerak menuju electrode positif dan elektrde negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik inilah yang disebut dengan elektroforesis. Elektroforesis merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi DNA.
2. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan terhadap permukaan koloid. Jika koloid menyerap ion positif maka koloid menjadi bermuatan positif. Beberapa proses yang menggunakan sifat adsorpsi adalah pemutihan gula tebu, pembuatan obat norit, dan penjernihan air.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pengendapan koloid. Koagulasi dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Mekanik dengan cara pangadukan, pemanasan atau pendinginan.
2. Penambahan elektrolit.
3. Pencampuran larutan koloid yang berlawanan muatan. Semakin besar muatan ion yang mengkoagulasikan, proses koagulasi makin efektif.
e. Dialysis
Dialysis merupakan proses untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid, dengan kantong semipermeabel yang mempunyai pori-pori yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil seperti ion-ion atau molekul sederhana tetapi dapat menahan koloid.
f. Koloid pelindung
Koloid pelindung yaitu koloid yang dicampurkan dengan koloid lain, namun tidak mengakibatkan penggumpalan kerena melapisi partikel koloid lain sehingga melindungi muatan koloid. Contoh : pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar es atau gula. Contoh lainnya cat dan tinta.
g. Koloid liofil dan koloid liofob
koloid liofil adalah koloid yang partikel- partikel terdispersinya menarik medium pendispersinya akibat adanya gaya vander waals atau ikatan hydrogen. Bila mediumnya air , koloid ini disebut hidrofil.
Koloid liofob adalah koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya. Bila mediumnya air, koloid ini disebut hidrofob.
Table 9.3 Perbedaan Sifat Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob
Sol Hidrofil Sol Hidrofob
• Efek Tyndall lemah
• Mengadsorpsi mediumnya
• Viskositas lebih besar daripada mediumnya
• Bersifat reversible
• Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
• Stabil
• Terdiri atas zat organic
Contoh : sabun, detergen, kanji, agar-agar, gelatin • Efek Tyndall lebih jelas
• Tidak mengadsorpsi medium
• Hampir sama

• Tidak reversible
• Mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
• Kurang stabil
• Zat anorganik
Contoh ; sol belerang, sol logam, sol Fe (OH)3, sol As2S3, sol AgCl
1.4 Pembuatan Koloid
1. Cara kondensasi
Cara mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel koloid. Cara kondensasi dibedakan menjadi 2 cara.
a. Cara kimia
Proses redoks, hidrolisis, dan pemindahan
b. Cara fisika
Dengan menurunkan kelarutan zat terlarut, yaitu dengan cara penggantian atau pendinginan pelarut
2. Cara dispersi
Cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel kasar (suspense) menjadi partikel koloid.
a. Cara mekanik
Cara ini dengan penggerusan atau penggilingan
b. Cara hemogenasi
Cara ini dilakukan dengan mesin hemogenisasi. Biasanya digunakan untuk emulsi.
c. Peptisasi
Pembuatan kaloid dengan zat pemecah atau medium yang sesuai (missal air panas). Contoh : penambahan FeCl3 (pemecah) pada endapan Fe(OH)3
d. Cara busur bredig
Logam yang akan dibuat koloid digunakan sebagai electrode lalu dicelupkan ke dalam medium pendispersinya dan pada kedua ujungnya dihubungkan dengan arus listrik sehingga uap logamnya akan terdispersi ke dalam medium pendispersinya membentuk koloid.
1.5 Koloid dan Polusi
Berbagai masalah lingkungan terkait dengan koloid, diantaranya adalah asbut. Asbut adalah campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat car dan zat padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dank abut (fog).
Kabut sendiri merupakan disperse partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendiginan, sehingga sebagai uap air mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut, maka kabut menghalagi asap naik. Akibatnya asap tetap berada di sekitar kita dan kita menghirupnya.
Asap mengandung partikel yang dapat mengiritasi paru-paru dan membuat kita batuk. Asap juga mengandung belerang dioksida (SO2). Gasa ini apat bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk asam sulfat. Asam sulfat akan mengiritasi paru-paru, sehingga menghasilkan banyak lendir. Asam sulfat ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam
Selain itu, asbut mengandung berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetanreaksi fotokimia (yaitu reaksi kimia yang berlangsung di bawah pengaruh sinar matahari). Di antaranya, yaitu ozon, aldehida, dan peroksiasetil nitrat (PAN=CH3-COOONO2).

KESIMPULAN
- Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan canpuran kasar. Secara makroskopis koloid tampak homogen, tetapi ecara mikroskpis bersifat heterogen. Oleh karena itu koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran koloid pda umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring.
- Penggolongan system koloid didasarkan pada fase pendispersi dan fase terdispersinya. Seuruhnya ada delapan jenis koloid. Disperse gas dalam gas tidak tergolong koloid, melainkan tergolong larutan.
- Koloid mempunyai sifat sebagai berikut.
o Efek tyndall
o Gerak brown
o Elektroforesis
o Adsorpsi
o Koagulasi
o Koloid pelindung
o Dialysis
o Koloid liofil dan koloid liofob
- Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi dan cara disperse
- Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan system koloid


CONTOH SOAL

1. Berikut adalah peristiwa-peristiwa koagulasi pada partikel koloid, kecuali…..
a. penggumpalan lateks
b. pengobatan sakit perut
c. pengendapan debu pada cerobong asap
d. penjernihan Lumpur dari air sungai
Jawaban : B
Penyelesaian :
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena pemanasan atau pencampuran koloid yang berbeda muatan. Pengobatan sakit perut oleh serbuk norit dimungkinkan karena serbuk norit menyerap mikroorganisme penyebab sakit perut. Gejala ini dikenal sebagai sifat adsorpsi koloid.
2. Sistem koloid yang medium pendispersinya cair dan fase terdispersinya cair adalah…..
a. susu
b. kabut
c. awan
d. keju
Jawaban : A
Penyelesaian :
Susu = fase terdispersi cair dalam cair
Kabut = fase terdispersi cair dalam gas
Awan = fase terdispersi cair dalam gas
Keju = fase terdisersi cair dalam padat
3. Sistem koloid yang partikel-partikelnya tidak menarik molekul pelarutnya disebut……
a. liofil
b. dialysis
c. hidrofil
d. liofob
Jawaban : D
Penyelesaian :
Berdasarkan kemampuannya dalam menarik molekul pelarut, koloid dibedakan menjadi dua yaitu :
- liofil : mudah menarik molekul-molekul pelarut
- liofob : sukar menarik molekul-molekul pelarut
4. Zat-zat yang tergolong koloid liofil adalah….
a. kanji, agar-agar, dan protein
b. batu apung, awan, dan sabun
c. susu, kaca, dan mutiara
d. minyak tanah, asap, dan debu
Jawaban : A
Penyelesaian :
Pada umumnya koloid organic seperti kanji, agar-agar, protein, dan karbohidrat termasuk koloid liofil
5. Diketahui beberapa pembuatan koloid :
• Satu sendok the gula dan satu sendok the belerang digerus kemudian dilarutkan dalam air.
• Pembuatan susu dengan mesin homogenasi.
• Air dipanaskan kemudian ditetesi larutan FeCl3 jenuh.
• Larutan As2O3 dialiri gas H2S
Yang termasuk pembuatan koloid cara kondensasi adalah……
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
Jawaban : D
Penyelesaian :
Metode kondensasi adalah pembuatan koloid dengan mengubah larutan sejati menjadi koloid.
DAFTAR PUSTAKA
 Purba, Michael.2007.Kimia SMA.Jakarta:Erlangga
 Abdullah.2005.Aspirasi Kimia.Surakarta: CV Pustaka Manggala
 Johnson S.2003.Soal dan Pembahasan Kimia.Bandung: Erlangga
 Retnowati, Pricila.2005. Seribu Pena Kimia. Semarang: Erlangga.

kimia larutan

BAB V
KIMIA LARUTAN
PENDAHULUAN
Reaksi kimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Satu tipe lazim dari campuran adalah larutan. Dalam alam kebanyakan reaksi berkangsung dalam larutan air. Cairan tubuh baik tumbuhan maupun hewan adalah larutan dalam air dari banyak zat. Reaksi disamudra, danau dan sungai melibatkan larutan. Dalam tanah reaksi utama berlangsung dalam lapisan-lapisan tipis larutan yang diadsorpsi pada padatan, bahkan dalam daerah gurun sekalipun.
Kuantitas relative suatu zat tertentu dalam suatu larutan disebut konsentrasi. Konsentrasi merupakan faktor penting dalam menentukan cepatnya suatu reaksi berlangsung dan dalam menentukan produk-produk apa yang terbentuk. Terapat banyak tipe larutan yang berlainan. Senyawa dan larutan dikelompokkan menurut daya hantar jenis listriknya. Dalam bab ini akan dibahas komponen larutan, konsentrasi larutan, sifat koligatif larutan dan sub-sub bab yang lainnya.







1. Komponen Larutan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih. Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair, maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan turun.
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti larutan belum jenuh ( masih dapat larut). b) Larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti larutan tepat jenuh. c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh) yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh (mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent
2. Konsentrasi Larutan
Konsentrasi larutan dapat dibedakan secara kualitatif dan kuantitatif. Secara kualitatif, larutan dapat dibedakan menjadi larutan pekat dan larutan encer. Dalam larutan encer, massa larutan sama dengan massa pelarutnya karena massa jenis larutan sama dengan massa jenis pelarutnya. Secara kuantitatif, larutan dibedakan berdasarkan satuan konsentrasinya. Ada beberapa proses melarut (prinsip kelarutan), yaitu:
a) Cairan- cairan
Kelarutan zat cair dalam zat cair sering dinyatakan “Like dissolver like” maknanya zat- zat cair yang memiliki struktur serupa akan saling melarutkan satu sama lain dalam segala perbandingan. Contohnya: heksana dan pentana, air dan alkohol => H- OH dengan C2H5- OH.
Perbedaan kepolaran antara zat terlarut dan zat pelarut pengaruhnya tidak besar terhadap kelarutan. Contohnya: CH3Cl (polar) dengan CCl4 (non- polar).Larutan ini terjadi karena terjadinya gaya antar aksi, melalui gaya dispersi (peristiwa menyebarnya zat terlarut di dalam zat pelarut) yang kuat. Di sini terjadi peristiwa soluasi, yaitu peristiwa partikel- partikel pelarut menyelimuti (mengurung) partikel terlarut. Untuk kelarutan cairan- cairan dipengaruhi juga oleh ikatan Hydrogen.
b)Padat- cair
Padatan umumnya memiliki kelarutan terbatas di cairan hal ini disebabkan gaya tarik antar molekul zat padat dengan zat padat > zat padat dengan zat cair. Zat padat non- polar (sedikit polar) besar kelarutannya dalam zat cair yang kepolarannya rendah. Contohnya: DDT memiliki struktur mirip CCl4 sehingga DDT mudah larut di dalam non- polar (contoh minyak kelapa), tidak mudah larut dalam air (polar).
c) Gas- cairan
Ada 2 prinsip yang mempengaruhi kelarutan gas dalam cairan, yaitu:
Ø Makin tinggi titik cair suatu gas, makin mendekati zat cair gaya tarik antar molekulnya. Gas dengan titik cair lebih tinggi, kelarutannya lebih besar.
Ø Pelarut terbaik untuk suatu gas ialah pelarut yang gaya tarik antar molekulnya sangat mirip dengan yang dimiliki oleh suatu gas.
Titik didih gas mulia dari atas ke bawah dalam suatu sistem periodik, makin tinggi, dan kelarutannya makin besar.
Pengaruh temperatur (T) dan tekanan (P) terhadap kelarutan, yaitu peningkatan temperatur menguntungkan proses endotermis, sebaliknya penurunan temperatur menguntungkan proses eksotermis. Proses kelarutan zat padat dalam zat cair umumnya berlangsung endoterm akibatnya kenaikan temperatur menaikkan kelarutan. Proses kelarutan gas dalam cair berlangsung eksoterm akibatnya kenaikan temparatur menurunkan kelarutan.
Menyatakan konsentrasi larutan ada beberapa macam, di antaranya:
a. FRAKSI MOL
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

Fraksi mol dilambangkan dengan X.

Contoh:
Suatu larutan terdiri dari 3 mol zat terlarut A den 7 mol zat terlarut B. maka:
XA = nA / (nA + nB) = 3 / (3 + 7) = 0.3
XB = nB /(nA + nB) = 7 / (3 + 7) = 0.7
* XA + XB = 1
b. PERSEN BERAT
Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Contoh:
Larutan gula 5% dalam air, artinya: dalam 100 gram larutan terdapat :
- gula = 5/100 x 100 = 5 gram
- air = 100 - 5 = 95 gram
c. MOLALITAS (m)

Molalitas menyatakan mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.

Contoh:
Hitunglah molalitas 4 gram NaOH (Mr = 40) dalam 500 gram air !
- molalitas NaOH = (4/40) / 500 gram air = (0.1 x 2 mol) / 1000 gram air = 0,2 m
d. MOLARITAS (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Contoh:
Berapakah molaritas 9.8 gram H2SO4 (Mr= 98) dalam 250 ml larutan ?
- molaritas H2SO4 = (9.8/98) mol / 0.25 liter = (0.1 x 4) mol / liter = 0.4 M
e. NORMALITAS (N)

Normalitas menyatakan jumlah mol ekivalen zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Untuk asam, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion H+.
Untuk basa, 1 mol ekivalennya sebanding dengan 1 mol ion OH-.
Antara Normalitas dan Molaritas terdapat hubungan :

N = M x valensi
3. Sifat Koligatif Larutan Non elektrolit
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut).
Sifat koligatif meliputi:
1. Penurunan tekanan uap jenuh
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik
Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.
PENURUNAN TEKANAN UAP JENUH
Pada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapanberkurang.
Menurut RAOULT:
p = po . XB
dimana:
p = tekanan uap jenuh larutan
po = tekanan uap jenuh pelarut murni
XB = fraksi mol pelarut
Karena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:
P = Po (1 - XA)
P = Po - Po . XA
Po - P = Po . XA
sehingga:
DP = po . XA
dimana:

DP = penunman tekanan uap jenuh pelarut
po = tekanan uap pelarut murni
XA = fraksi mol zat terlarut

KENAIKAN TITIK DIDIH
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:
DTb = m . Kb
dimana:
DTb = kenaikan titik didih (oC)
m = molalitas larutan
Kb = tetapan kenaikan titik didih molal
Karena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut)
Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:
DTb = (W/Mr) . (1000/p) . Kb
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:
Tb = (100 + DTb)oC
PENURUNAN TITIK BEKU
Untuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :
DTf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kf
dimana:
DTf = penurunan titik beku
m = molalitas larutan
Kf = tetapan penurunan titik beku molal
W = massa zat terlarut
Mr = massa molekul relatif zat terlarut
p = massa pelarut
Apabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:
Tf = (O - DTf)oC

TEKANAN OSMOTIK

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis).
Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal:
PV = nRT
Karena tekanan osmotik = p , maka :
p = n/V R T = C R T
dimana :
p = tekanan osmotik (atmosfir)
C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)
R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloK
T = suhu mutlak (oK)
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain
disebut larutan Hipotonis.
- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain
disebut larutan Hipertonis.
- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut
Isotonis.
4. Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Larutan ini dibedakan atas :
1. ELEKTROLIT KUAT
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (alpha = 1).

Yang tergolong elektrolit kuat adalah:
a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.
b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.
c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain

2. ELEKTROLIT LEMAH

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasi sebesar: O < alpha < 1. Yang tergolong elektrolit lemah: a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain. Teori Asam Basa A. MENURUT ARRHENIUS Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - . HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa:

Asam ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion H + .
Basa ialah senyawa yang dalam larutannya dapat menghasilkan ion OH - .
B. MENURUT BRONSTED-LOWRY
Asam ialah proton donor, sedangkan basa adalah proton akseptor.
Teori asam basa dari Arrhenius ternyata tidak dapat berlaku untuk semua pelarut, karena khusus untuk pelarut air. Begitu juga tidak sesuai dengan reaksi penggaraman karena tidak semua garam bersifat netral, tetapi ada juga yang bersifat asam dan ada yang bersifat basa.
Konsep asam basa yang lebih umum diajukan oleh Johannes Bronsted, basa adalah zat yang dapat menerima proton. Ionisasi asam klorida dalam air ditinjau sebagai perpindahan proton dari asam ke basa.
HCl + H 2 O --> H 3 O + + Cl -
Demikian pula reaksi antara asam klorida dengan amoniak, melibatkan perpindahan proton dari HCl ke NH 3 .
HCl + NH 3 ⇄ NH 4 + + Cl -
Ionisasi asam lemah dapat digambarkan dengan cara yang sama.
HOAc + H 2 O ⇄ H 3 O + + OAc -
Pada tahun 1923 seorang ahli kimia Inggris bernama T.M. Lowry juga mengajukan hal yang sama dengan Bronsted sehingga teori asam basanya disebut Bronsted-Lowry. Perlu diperhatikan disini bahwa H + dari asam bergabung dengan molekul air membentuk ion poliatomik H 3 O + disebut ion Hidronium.
Reaksi umum yang terjadi bila asam dilarutkan ke dalam air adalah:
HA + H 2 O ⇄ H 3 O + + A -
asam basa asam konjugasi basa konjugasi
asam konjugasi terbentuk kalau proton masih tinggal setelah asam kehilangan satu proton. Keduanya merupakan pasangan asam basa konjugasi yang terdi dari dua zat yang berhubungan satu sama lain karena pemberian proton atau penerimaan proton
Johannes N. Bronsted dan Thomas M. Lowry membuktikan bahwa tidak semua asam mengandung ion H + dan tidak semua basa mengandung ion OH - .
Bronsted – Lowry mengemukakan teori bahwa asam adalah spesi yang memberi H + ( donor proton ) dan basa adalah spesi yang menerima H + (akseptor proton). Jika suatu asam memberi sebuah H + kepada molekul basa, maka sisanya akan menjadi basa konjugasi dari asam semula. Begitu juga bila basa menerima H + maka sisanya adalah asam konjugasi dari basa semula.
Teori Bronsted – Lowry jelas menunjukkan adanya ion Hidronium (H 3 O + ) secara nyata.
C. Menurut G. N. Lewis
Selain dua teori mengenai asam basa seperti telah diterangkan diatas, masih ada teori yang umum, yaitu teori asam basa yang diajukan oleh Gilbert Newton Lewis ( 1875-1946 ) pada awal tahun 1920. Lewis lebih menekankan pada perpindahan elektron bukan pada perpindahan proton, sehingga ia mendefinisikan : asam penerima pasangan elektron dan basa adalah donor pasangan elekton. Nampak disini bahwa asam Bronsted merupakan asam Lewis dan begitu juga basanya. Perhatikan reaksi berikut:
Reaksi antara proton dengan molekul amoniak secara Bronsted dapat diganti dengan cara Lewis. Untuk reaksi-reaksi lainpun dapat diganti dengan reaksi Lewis, misalnya reaksi antara proton dan ion Hidroksida:
Ternyata teori Lewis dapat lebih luas meliput reaksi-reaksi yang tidak ternasuk asam basa Bronsted-Lowry, termasuk kimia Organik misalnya:
CH 3 + + C 6 H 6 ⇄ C 6 H 6 CH 3 +

Hubungan antara teori Bronsted-Lowry dan teori Arrhenius
Teori Bronsted-Lowry tidak berlawanan dengan teori Arrhenius – Teori Bronsted-Lowry merupakan perluasan teori Arrhenius.
Ion hidroksida tetap berlaku sebagai basa karena ion hidroksida menerima ion hidrogen dari asam dan membentuk air.
Asam menghasilkan ion hidrogen dalam larutan karena asam bereaksi dengan molekul air melalui pemberian sebuah proton pada molekul air.
Ketika gas hidrogen klorida dilarutkan dalam air untuk menghasilkan asam hidroklorida, molekul hidrogen klorida memberikan sebuah proton (sebuah ion hidrogen) ke molekul air. Ikatan koordinasi (kovalen dativ) terbentuk antara satu pasangan mandiri pada oksigen dan hidrogen dari HCl. Menghasilkan ion hidroksonium, H3O+.


Ketika asam yang terdapat dalam larutan bereaksi dengan basa, yang berfungsi sebagai asam sebenarnya adalah ion hidroksonium. Sebagai contoh, proton ditransferkan dari ion hidroksonium ke ion hidroksida untuk mendapatkan air.

Tampilan elektron terluar, tetapi mengabaikan elektron pada bagian yang lebih dalam:

Hubungan antara teori Lewis dan teori Bronsted-Lowry
Basa Lewis
Hal yang paling mudah untuk melihat hubungan tersebut adalah dengan meninjau dengan tepat mengenai basa Bronsted-Lowry ketika basa Bronsted-Lowry menerima ion hidrogen. Tiga basa Bronsted-Lowry dapat kita lihat pada ion hidroksida, amonia dan air, dan ketianya bersifat khas.


Teori Bronsted-Lowry mengatakan bahwa ketiganya berperilaku sebagai basa karena ketiganya bergabung dengan ion hidrogen. Alasan ketiganya bergabung dengan ion hidrigen adalah karena ketiganya memiliki pasangan elektron mandiri – seperti yang dikatakan oleh Teori Lewis. Keduanya konsisten.
Larutan Penyangga
Larutan penyangga atau larutan buffer adalah larutan yang dapat mempertahankan pH pada kisarannya. Jika pada suatu larutan penyangga ditambah sedikit asam atau ditambahkan sedikit basa atau diencerkan, maka pH larutan tidak berubah.
1. Larutan Penyangga Asam
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah asam (pH < 7). Larutan penyangga asam terdiri dari asam lemah (HA) dan basa konjugasinya (A - ). Larutan ini dapat dibuat dengan mencampurkan larutan asam lemah dengan garamnya. Contoh, larutan penyangga dari campuran asam asetat dengan natrium asetat. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut. CH 3 COOH (aq) --> CH 3 COO - (aq) + H + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran asam lemah dengan basa kuat, dengan catatan basa kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat asam lemah dan garamnya (basa konjugasinya).
CH 3 COOH (aq) + NaOH (aq) --> CH 3 COONa (aq) + H 2 O (l)
HA (aq) --> A - (aq) + H + (aq)
Asam lemah Basa konjugasi
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan ini dapat mempertahankan pH pada daerah basa (pH > 7). Larutan penyangga basa terdiri dari basa lemah (B) dan asam konjugasinya (BH + ). Larutan ini bisa dibuat dengan mencampurkan larutan basa lemah dengan garamnya. Contoh, larutan penyangga dari campuran amonia dengan amonium klorida. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NH 3 (aq) + H + (aq) --> NH 4 + (aq)
Larutan ini juga dapat dibuat dari campuran basa lemah dengan asam kuat, dengan catatan asam kuat harus habis bereaksi, sehingga pada akhir reaksi hanya terdapat basa lemah dan garamnya (asam konjugasinya). Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut.
NH 3(aq) + HCl (aq) --> NH 4 Cl (aq)
reaksi kesetimbangan pada larutan penyangga adalah sebagai berikut
B (aq) + H 2 O (l) --> BH + (aq) + OH - (aq)
Penentuan pH Larutan Garam
Larutan garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam.
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa.
Larutan garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah dapat bersifat asam, basa dan netral. Ini tergantung pada bergantung pada kekuatan relatif asam atau basa dari garam yang terbentuk. Untuk jenis garam ini baik kation maupun anion dapat bereaksi dengan air (ter hidrolis), maka dapat dikatakan bahwa garam jenis ini mengalami hidrolis total.
Untuk menentukan pH larutan garam yang bersal dari Asam lemah dan Basa lemah, secara kuantitaif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrat garamnya. pH yang tepat hanya dapat ditentukan dengan cara pengukuran. Namun pH garam dapat diperkirakan dengan menggunakan rumus :
[H+] = Kw x Ka
Untuk suatu garam AB yang sukar larut berlaku ketentuan, jika:
- [A+] x [B-] < Ksp ® larutan tak jenuh; tidak terjadi pengendapan - [A+] x [B-] = Ksp ® larutan tepat jenuh; larutan tepat mengendap - [A+] x [B-] > Ksp ® larutan kelewat jenuh; di sini terjadi pengendapan zat

A. DEFINISI TITRASI ASAM BASA
Salah satu aplikasi stoikiometri larutan adalah titrasi. Titrasi merupakan suatu metode yang bertujuan untuk menentukan banyaknya suatu larutan dengan konsentrasi yang telah diketahui agar tepat habis bereaksi dengan sejumlah larutan yang dianalisis atau ingin diketahui kadarnya atau konsentrasinya. Suatu zat yang akan ditentukan konsentrasinya disebut sebagai “titran” dan biasanya diletakkan di dalam labu Erlenmeyer, sedangkan zat yang telah diketahui konsentrasinya disebut sebagai “titer” atau “titrat” dan biasanya diletakkan di dalam “buret”. Baik titer maupun titran biasanya berupa larutan.
Titrasi biasanya dibedakan berdasarkan jenis reaksi yang terlibat di dalam proses titrasi, sebagai contoh bila melibatkan reaksi asam basa maka disebut sebagai titrasi asam basa atau aside alkalimetri, titrasi redox untuk titrasi yang melibatkan reaksi reduksi oksidasi, titrasi kompleksometri untuk titrasi yang melibatkan pembentukan reaksi kompleks dan lain sebagainya.
B. PRINSIP TITRASI ASAM BASA
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa atau sebaliknya. Titrant ditambahkan titer tetes demi tetes sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi) yang biasanya ditandai dengan berubahnya warna indikator. Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”, yaitu titik dimana konsentrasi asam sama dengan konsentrasi basa atau titik dimana jumlah basa yang ditambahkan sama dengan jumlah asam yang dinetralkan : [H+] = [OH-]. Sedangkan keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indikator disebut sebagai “titik akhir titrasi”. Titik akhir titrasi ini mendekati titik ekuivalen, tapi biasanya titik akhir titrasi melewati titik ekuivalen. Oleh karena itu, titik akhir titrasi sering disebut juga sebagai titik ekuivalen.

Pada saat titik ekuivalen ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian catat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer maka bisa dihitung konsentrasi titran tersebut.

Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan (netralisasi). Salah satu contoh titrasi asam basa yaitu titrasi asam kuat-basa kuat seperti natrium hidroksida (NaOH) dengan asam hidroklorida (HCl), persamaan reaksinya sebagai berikut:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl (aq) + H2O(l)
C. CARA MENGETAHUI TITIK EKUIVALEN
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa, antara lain:
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalen”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan dua hingga tiga tetes (sedikit mungkin) pada titran sebelum proses titrasi dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi dihentikan. Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indikator yang perubahan warnanya dipengaruhi oleh pH.
D. RUMUS UMUM TITRASI
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalen asam akan sama dengan mol-ekuivalen basa, maka hal ini dapat ditulis sebagai berikut:
mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa
Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara normalitas (N) dengan volume, maka rumus diatas dapat ditulis sebagai berikut:
N asam x V asam = N asam x V basa
Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau jumlah ion OH- pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:
(n x M asam) x V asam = (n x M basa) x V basa
Keterangan :
N = Normalitas
V = Volume
M = Molaritas
n = Jumlah ion H +(pada asam) atau OH- (pada basa)
E. INDIKATOR ASAM BASA
TABEL DAFTAR INDIKATOR ASAM BASA
NAMA pH RANGE WARNA TIPE(SIFAT)
Biru timol 1,2-2,8 merah - kuning asam
Kuning metil 2,9-4,0 merah - kuning basa
Jingga metil 3,1 – 4,4 merah - jingga basa
Hijau bromkresol 3,8-5,4 kuning - biru asam
Merah metil 4,2-6,3 merah - kuning basa
Ungu bromkresol 5,2-6,8 kuning - ungu asam
Biru bromtimol 6,2-7,6 kuning - biru asam
Merah fenol 6,8-8,4 kuning - merah asam
Ungu kresol 7,9-9,2 kuning - ungu asam
Fenolftalein 8,3-10,0 t.b. - merah asam
Timolftalein 9,3-10,5 t.b. - biru asam
Kuning alizarin 10,0-12,0 kuning - ungu basa





KESIMPULAN
Reaksi kimia berlangsung dalam larutan. Suatu larutan terdiri dari pelrut dan suatu zat terlarut. Suatu larutan dapat dinyatakan secara kualitatif sebagai larutan pekat dan larutan encer. Kelarutan suatu zat yang melarut adalah kuantitas zat tersebut yang menghasilkan suatu larutan jenuh dengan jumlah tertentu. Suatu larutan tak jenuh mengandung zat terlarut yang kurang dibandingkan dengan suatu larutan jenuh. Suatu larutan lewat jenuh mengandung zat terlarut lebih daripada yang normalnya pada temperatur tersebut. Akhirnya kuantitas yang berlebihan itu akan mengendap.
Konsentrasi suatu larutan bergantung pada sifat dasar larutan, cara bibuat dan mengapa konsentrasi itu harus diketahui. Cara yang paling sederhana adalah sebagai persen bobot dan persen volume. Sering kali berguna untuk mengetahui fraki mol dari pelarut an zat terlarut, fraksi mol kali seratus adalah persen mol. Tiga cara yang berguna untuk menyatakan konsentrasi adalah molalitas (m), molaritas (M), danwa normalitas (N). Dalam suatu reaksi, satu ekuivalen satu zat akan bereaksi dengan satu ekuivalen zat yang lain.
Semua senyawa adalah elektrolit atau non-elektrolit bila berbentuk lelehan murni maupun keadaan terlarut. Larutan ion adalah larutan senyawa ion yang bersifat elektrolit kuat atau senyawa kovalen polar, yang kebanyakan adalah elektrolit lemah. Suatu larutan ion dalam suatu reaksi redoks belangsung akibat lewatnya suatu arus listrik dikatakan mengalami elektrolisis.



CONTOH SOAL

1. Hitunglah penurunan tekanan uap jenuh air, bila 45 gram glukosa (Mr = 180) dilarutkan dalam 90 gram air !
Diketahui tekanan uap jenuh air murni pada 20oC adalah 18 mmHg.
Jawab:
mol glukosa = 45/180 = 0.25 mol
mol air = 90/18 = 5 mol
fraksi mol glukosa = 0.25/(0.25 + 5) = 0.048
Penurunan tekanan uap jenuh air:

DP = Po. XA = 18 x 0.048 = 0.864 mmHg
2. Massa jenis H2SO4 pekat 49% - massa 1,3 kg/L (Mr H2SO4 = 98). Unuk memperoleh 260 mL H2SO4 0,05 M diperlukan H2SO4 pekat sebanyak…..
Jawab :
Kemolaran H2SO4 pekat (massa jeni = 1,3 kg/L)
M = g/Mr . 1000/mL
= 49/98 . 1000/76,9
= 6,5
V1M1 = V2M2
V1.6,5 = 260 . 0,05
V1 = 2 mL
3. Suatu larutan yang mengandung 3 gram zat elektrolit dalam 100 gram air (Kf = 1,86) mmbeku pada -0, 2790C. massa molekul relatif zat tersebut adalah…..
jawab :
∆Tf = Kf . g/Mr . 1000/P
0,279 = 1,86 . 3/Mr . 1000/100
Mr = 200
4. Berapakah konsentisi hidrogen flourida dalam larutan HF 0,01 M yang terdisosiasi sebanyak 20%.....
Jawab :
Molekul HF sebanyak 20% terdisosiasi menjadi ion-ion H+ dan F-, dan tinggal 80% yang tetap terlarut sebagai HF.
HF = 80/100 . 0,01 M = 0,08 M
5. Pada konsentrasi yang sama larutan elektrolit kuat membeku pada suhu yang lebih tinggi daipada elektrolit lemah
SEBAB
Pada konsentrasi yang sama larutan elektrolit kuat menghasilkan jumlah ion-ion yang lebih banyak daripada jumlah ion-ion yang dihasilkan oleh elektrolit lemah
Jawab :
Penerunan titik beku, ∆Tf = Kf.m.i
Untuk larutan nonelektrolit, i = 1
Untuk larutan elektrolit, i = 1 + (n-1)α
Dengan konsentrasi yang sama, larutan elektrolit mempunyai penurunan titik beku yang lebih besar, sehingga titik bekunya lebih rendah. Semakin kuat suatu elektrolit, semakin banyak molekulnya yang akan mengion.

sel tumbuhan dan hewan

ACARA 2
BENTUK SEL TUMBUHAN DAN SE HEWAN
A. Pelaksanaan Praktikum
1.Tujuan praktikum : Mengamati berbagai macam bentuk sel tumbuhan dan sel hewan.
2. Hari, tanggal praktikum : Rabu, 24 November 2010.
3. Tempat praktikum :Laboratorium Botani FKIP Universitas Mataram.
B. Landasan Teori
Seorang ilmuan inggris bernama Robert Hooke mengamati irisan gabus dengan mikroskop sederhana. Hooke menemukan seperti jaringan yang tersussun atas sekumpulan kotak-kotak, Selanjutnya dia menamakn sekumpulan kotak itu sel. Pda tahun 1939 seorang ahli tumbuhan (botani) mengadakan pengamatan mikroskopis terhadap berbagai bagian tumbuhan pada saat bersamaan Sechawan mengamati berbagai bagian hewan di tempat berbeda, ternyata keduanya menemukan hal yang sama, yaitu baik hewan dan tumbuhan tersusun atas sel-sel. Dalam perkembangan selanjutnya, penemuan scleiden dan schawan dikenal sebagai teori sel yang berbunyi “sel adalah unit terkecil atau unit dasar mahluk hidup baik secara structural maupun fungsional” (Supeni, 1996 : 3).
Sel merupakan suatu structural utama yang membentuk mahluk hidup. Beberapa organisme terdiri dari satu sel yang disebu iniseluler dan ada beberapa yang lain terdiri atas banyak sel yang disebut multiseluler. Semua sel tertutup oleh smua membran sel, sel-sel organism miultiseluler terdifirensiasi menjadi sejumlah tipe yang nyata. Setiap sel terdifirensiasi bercirikan morfologi khusus, melaksanakan satu atau beberapa fungsi dan biasanya satu atau lebih protein yang berkaitan denga fungsi-fungsinya. Sel-sel organisme multiseluler saling berkomunikasi dengan berbagai cara (Kimbal, 1999 : 116).
Sel hewan dan sel tumbuhan meskipun memiliki struktur dasar yang sama, tetapi terdapat prbedaan yang dapat digunakan debagai ciria khas setiap jenis sel tersebut. Pada sel tunbuhan terdapat dinding sel yang tebal dan tersusun atas selulosa, hemiselulosa, lignin, dan sedikit lipoprotein. Sementara pada sel hewan di lindungi oleh sel tipis yang di sebut membrane sel. Membrane sel tersusun atas lipoprotein saja tanpa tanpa ada unsur yang lain seperti bahan penyusun dinding sel pada tumbuhan (Djamur, 1997 : 67).
C. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Mikroskop monokuler cahaya
b. Silet
c. Gelas benda
d. Kaca atau gelas penutup
e. Pipet tetes
f. Cawan petri
2. Bahan :
a. Rambut buah Ceiba pentandra
b. Rambut biji Gossypium sp.
c. Sediaan air kolam
D. Cara Kerja
1. Ceiba pentandra
a. Mengambil 2-3 helai rambut buah Ceiba pentandra dan meletakkanya pada gelas benda,
b. Menambahkan praparat dengan air dan menutup preparat dengan gelas penutup,
c. Mengamati sediaan dengan pembesaran lemah hingga pembesaran kuat,
d. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
2. Gossypium sp.
a. Meletakkan 2-3 helai rambut biji . Gossypium sp. Pada gelas benda,
b. Menambahkan praparat dengan air dan menutup preparat dengan gelas penutup,
c. Mengamati sediaan dengan pembesaran lemah hingga pembesaran kuat,
d. Menggambar hasil pengamatan dan memberi keterangan.
3. Sediaan air kolam
a. Menempatkan air sampel pada cawan petri,
b. Mengambil air tersebut dengan pipet yang bersih atau steril dan meneteskannya satu tetes pada gelas benda,
c. Menutup dengan gelas penutup secara hati-hati dan menghindari terjadinya gelembung udara pada objek,
d. Mengisap dengan gelas pengisapatau tisu jika air berlebihan di dalam gelas benda,
e. Memeriksa preparat tersebut menggunakan mikroskop, kemudian mengamati dengan pembesaran lemah hingga pembesaran kuat,
f. Menulis nama hewan yang berhasil diidentifikasi dan memberi keteranangan.


E. Hasil Pengamatan
1. Rambut buah ceiba pentandra

Keterangan:
1. Dinding sel
2. Gelembung udara
3. Ruang sel




Pebesaran 15×10
Gambar 2.1.sel rambut buah ceiba pentadra

Gambar Pembanding


Keterangan:
1. Gelembung udara
2. Dinding sel
3. Ruang sel


(Sumber : Sumarjan, 2007 : 4
Gambar 2.2.sel rambut buah ceiba pentadra
2. Rambut biji Gossypium sp.
Keterangan :
1.Torsi
2. Dinding sel
3.Ruang sel




Pembesaran 15×10
Gambar 2.3. sel rambut biji Gossypium sp.

Gambar pembanding

Keterangan :
1.Dinding sel
2. Ruang sel
3. Torsi

(Sumber : Sumarjan, 2007 : 5)
Gambar 2.4. sel rambut biji Gossypium sp.
3. Sediaan air kolam





Pembesaran 15×10 Keterangan :
Gambar pembanding 1.Endoplasma
2.Vakuola kontraktil
3. Cilium atau trikorsik
4. Vakuola makanan
5. Peristom
6. Makronukleus
( sumber : Sumarjan, 2007 : 6) 7. Mikronukleus
Gambar 2.5. struktur sel pramesium sp. 8. Sitosom
F.Pembahasan
Dari hasil pengamatan rambut buah Ceiba pentandra dapa dilihat bahwa bentuk selnya berupa benang-benang dengan gelembung udara di dalamnya. Bagian –bagian sel yang dapat dilihat hanya dinding sel dan ruang antar sel. Beberapa literature menyebutkan bahwa penambahan alcohol 70% pada rambut buah Ceiba pentandra menyebabkan gelembung uadara menjadi hilang atau berkurang. Hal ini disebabkan karena fungsi alkohol itu sendiri , salah satunya adalah untuk menghilangkan gelembung-gelembung udara pada waktu pembuatan preparat segar. Alkohol menyebabkan gelembung-gelembung mengalami dehidrasi. Dehidrasi merupakan peristiwa dimana cairan sel dalam hal ini gelembung udara keluar akibat konsentrasi alkohol yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi cairan sel.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat bahwa Gossypium sp. terbentuk benang-benang dan memiliki torsi. Torsi adalah ikatan penyatuan antar dua sel. Dibagian torsi inilah sel-sel rambut biji saling menyatu sehingga menjadi kuat. Bagia-bagian lain yang terlihat seperti dinding sel dan ruang sel. Pada percobaan ini juga dapat dilihat bahwa rambut biji Gossypium sp. mempunyai sel yang merupakan desivat dari epidermis biji , fungsi sel ini adalah untuk membantu pemencaran diaspora dan juga membantu proses perkecambahan.
Pada pengamatan persediaan air kolam, pada percobaannya kami tidak dapat menemukan organisme yang terdapat pada air kolam tersebut, yang terlihat hanyalah gelembung-gelembung udara. Dalam gambar pembandingnya digunakan Paramacium sp. karena Paramacium sp. merupakan salah satu organism yang bertempat di air. Paramaecium sp. adalah dalah salah satu jenis ciliate dari genus pramaecium yang bergerak dengan cilia ( latin : cilia=bulu mata) yang menjulur dari permukaannya. Silia itu bergerak dengan teratur dan memungkinkan organisme itu berpindah tempat di dalam air. Paramacium sp. berbentuk seperti terumpah atau sandal. Bagian –bagian Paramacium sp. yang terdapat pada gambar yaitu antara lain : endoplasma , vakuola kontraktil, cilium+ trikosis, vakuola makanan, peristom, makronukleus, mikronukleus, sitosom dan sitopige.




G. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan pembahasan dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain :
a.Sel sebagai unit dasar suatu kehidupan memiliki bentuk yang bermacam-macam.
b. Sel tumbuhan memiliki dinding sel, sedangkan sel hewan tidak memiliki dinding sel tetapi memiliki membrab sel.
c. Sel pada rambut biji Gossypium sp. merupakan sel mati, ini terlihat dari tidak adanya inti sel.
d. Pada sel rambut buah Ceiba pentandra tidak mempunyai torsi sehingga membuatnya lebih lemah daripada Gossypium sp. yang mempunyai torsi.
e. Organisme yang bersel tunggal memiliki alat gerak yang berbeda antara jenis yang satu dengan yang lain, pada genus ciliata genus paramaecium bergerak dengan silia.