Selasa, 14 Juni 2011

koloid

KOLOID
BAB VI
PENDAHULUAN
System koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan suspense (campuran kasar). System koloid ini mempunyai sifat-sifat khas yang berbeda dari sifat larutan ataupun suspense. Keadaan koloid bukan cirri dari zat tertentu karena semua zat baik padat, cair maupun gas dapat dibuat dalam keadaan koloid.
Koloid dapat didefinisikan sebagai system heterogen di mana suatu zat didisfersikan ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didisfersikan berukuran dari satu nanometer sampai satu micrometer.
Nama koloid diberikan oleh Thomas Graham pada tahun 1861. Istilah itu berasal dari bahasa Yunani yaitu “kolla” dan “oid”. Kola berarti lem dan oid berarti seperti. Dalam hal ini yang dikaitkan dengan lem adalah sifat difusinya sebab system koloid mempunyai nilai difusi yang rendah seperti lem. Larutan biasa misalnya larutan garam yang mempunyai nilai difusi lebih besar disebut kristaloid. Koloid mempunyai nilai difusi yang rendah karena partikelnya berukuran lebih besar dari pada molekul yaitu berukuran maksimum satu micrometer, tetapi tidak dapat mengendap. Larutan koloid biasanya tidak jernih tetapi translusen. Hal ini disebabkan oleh efek tyndall. Partikel koloid dapat dipisahkan dari molekul lainnya dengan car dialysis menggunakan membrane semipermeable. Dengan cara ini partikel koloid akan tertahan tetapi molekul lainnya yang lebih kecil dapat melewati membrane.
System koloid perlu dipelajari karena berkaitan erat denga hidup dan kehidupan kita sehari-hari. Cairan tubuh seperti di darah adalah system koloid, bahan makanan seperti susu, keju, nasi dan roti adalah sisitem koloid, cat berbagai jenis obat, bahan kosmetik, dan tanah pertanian juga merupakan system koloid.
Dalam bab ini akan dibahas tentang pengertian koloid, macam-macam system koloid dan sifat-sifat koloid, penerapan sifat koloid dalam pengolahan air bersih serta pembuatan koloid juga akan dibahas tentang polusi udara yang disebabkan oleh koloid,



BAB II
ISI

1.1 Sistem Koloid
System koloid merupakan campuran yang terdiri dari fase terdisfersi dan pendisfersi (mediumnya). Berdasarkan perbedaan ukuran zat yang terdisfersi, system disfersi dibedakan menjadi larutan, koloid, dan suspensi
Tabel Perbandingan sifat larutan, koloid, dan suspensi
Larutan
(disperse molekuler) Koloid
(disperse koloid) Suspensi
(disperse kasar)
Contoh : Larutan gula dalam air Contoh : Campuran susu dengan air Contoh : Campuran tepung terigu dengan air
1. Bersifat homogen, tidak dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
2. Semua partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nanometer
3. Satu fase
4. Stabil
5. Tidak dapat disaring 1. Secara makroskopis bersifat homogen, tetapi bersifat heterogen jika diamati dengan mikroskop ultra
2. Partikel berdimensi antara 1 nanometer sampai 100 nanometer
3. Dua fase
4. Pada umumnya stabil
5. Tidak dapat disaring kecauli dengan penyaring ultra 1. Bersifat heterogen




2. Salah satu atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100 nanometer

3. Dua fase
4. Tidak stabil
5. Dapat disaring

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan campuran yang tergolong larutan, koloid, atau suspense.
Contoh larutan : larutan gula, larutan garam, spiritus, larutan cuka, air laut, dan bensin.
Contoh koloid : sabun, susu, santan, jeli, selai, mentega, dan mayonnaise.
Contoh suspense : air sungai yang keruh, canpuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran minyak dengan air.
Adakalanya suatu campuran mengandung zat terlarut dan zat koloid atau zat terlarut dan suspense sekaligus. Sebagai contoh air sungai, mengandung pasir dan berbagai partikel kasar yang lain. Jika air sungai disarig, biasanya masih mengandung partikel koloid di samping zat terlarut. Demikian halnya juga dengan udara, udara yang bersih merupakan larutan dari berbagai jenis gas. Akan tetapi, pada umumnya udara mengandung partikel koloid berupa debu, asap atau kabut.

1.2 Macam-Macam Sistem Koloid
Berdasarkan fase terdispersi dan pendispersinya, maka system koloid dapat dibedakan menjadi delapan macam.
No. Fase terdispersi Fase pendispersi System koloid Contoh
1 Gas Cair Buih/busa Buih sabun, sampo, deterjen, buih ombak
2 Gas Padat Busa padat Karet busa, batu apung
3 Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan, hairspray
4 Cair Cair Emulsi Susu, santan, es krim, minyak ikan
5 Cair Padat Emulsi padat Mutiara, keju, jeli
6 Padat Gas Aerosol padat Asap, debu di udara
7 Padat Cair Sol Cat, larutan kanji, tinta, putih telur
8 Padat Padat Sol padat Kaca berwarna, campuran logam, intan hitam

a. Aerosol
sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair disebut aerosol cair.
Pada masa sekarang ini banyak produk dibuat dalam bentuk aerosol, seperti hairspray, semprot obat nyamuk, parfum, cat semprot, dan lain-lain. Untuk menghasilkan aerosol diperlukan suatu bahan pendorong (propelan aerosol). Contoh bahan pendorong yang banyak digunakan adalah senyawa kloroflourokarbon (CFC) dan karbondioksida (CO2)
b. Sol
System koloid dari partikel padat yang terdisfersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industry.
Contoh sol : air sungai, sol sabun, sol deterjen, sol kanji, tinta tulis dan cat.
c. Emulsi
System koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi. Syarat terjadinya emulsi adalah kedua jenis zat cair itu tidak saling melarutkan. Emulsi dapat digolongkan ke dalam dua bagian yaitu emulsi minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak. Dalam hal ini minyak diartikan sebagai semua zat cair yang tidak bercampur dengan air.
Contoh emulsi minyak dalam air : santan, susu, dan lateks
Contoh emulsi air dalam minyak : mayonnaise, minyak bumi dan minyak ikan
Emulsi terbentuk karena pengaruh suatu pengemulsi (emulgator) contohnya adalah sabun yang dapat mengemulsikan minyak ke dalam air. Jika campuran minyak dengan air dikocok maka akn diperoleh suatu campuran yang segera memisah jika didiamkan. Akan tetapi jika sebelum dikocok ditambahkan sabun atau deterjen maka diperoleh campuran yang stabil yang kita sebut emulsi. Contoh pengemulsi lainnya adalah kasein dalam susu dan kuning telur dalam mayonnaise.
d. Buih/Busa
System koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih. Buih dapat dibuat dengan mengalirkan suatu gas ke dalam zat cair yang mengandung pembuih. Buih digunakan pada berbagai proses misalnya pada pengolahan bijih logam, pada alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lain-lain. Zat-zat yang dapat memecah/mencegah buih antara lain : eter dan isoamil alcohol. Zat oemecah buih disebut agen anti buih (defoaming agent)
e. Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel
Contoh : agar-agar, lem kanji, selai, geltin, gel sabun dan gel silica.
Gel dapat terbentuk dari suatu sol yang zat terdispersinya mengadsorpsi medium dispersinya sehingga terjadi koloid yang agak padat
1.3 Sifat-Sifat Koloid
a. Efek tyndall
Efek tyndall adalah peristiwa pemantulan atau penghamburan berkas cahaya oleh partikel-partikel koloid. Hal ini dapat dipakai untuk membedakan koloid dengan larutan sejati. Efek tyndall terjadi karena cahaya yang lewat hanya diteruskan (partikelnya sangat kecil sehingga tidak mampu memantulkan cahaya yang diterima.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengamati efek tyndall antara lain : sorot lampu mobil pada malam yang berkabut, sorot lampu proyektor dalam gedung bioskop yang berasap/berdebu dan berkas sinar matahari melalui celah daun pepohonan pada pagi hari yang berkabut. Efek tyndall tidak sama untuk setiap sinar yang mempunyai panjang gelombang berbeda, sinar kuning misalnya lebih sedikit dihamburkan. Itulah sebabnya lampu warna kuning dipakai pada saat berkabut dimana cahaya kuning lebih dapat menembus kabut dan terlihat oleh pemakai jalan
b. Gerak brown
Gerak brown adalah gerakan partikel koloid yang terus menerus secara acak dan patah-patah (zig zag). Gerak brown terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap partikel koloid. Dalam suspense tidak terjadi gerak brown karena ukuran partikel cukup besar sehingga tumbukan yang dialaminya seimbang. Partikel zat terlarut juga mengalami gerak brown tetapi tidak dapat diamati. Semakin tinggi suhu semakin cepat gerak brown berlangsung. Hal ini terjadi karena energy kinetic molekul medium meningkat sehingga menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak brown merupakan salah satu factor yang menstabilkan koloid. Karena bergerak terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengalami sedimentasi
c. Muatan koloid
1. Elektroporesis
Bila arus listirk dengan tegangan rendah dialirkan ke dalam disperse koloid maka partike-partikel koloid bergerak menuju electrode positif dan elektrde negatifnya. Ini membuktikan bahwa partikel-partikel koloid dalam medium pendispersinya bermuatan listrik. Gerakan partikel koloid dalam medan listrik inilah yang disebut dengan elektroforesis. Elektroforesis merupakan salah satu cara untuk mengidentifikasi DNA.
2. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penyerapan terhadap permukaan koloid. Jika koloid menyerap ion positif maka koloid menjadi bermuatan positif. Beberapa proses yang menggunakan sifat adsorpsi adalah pemutihan gula tebu, pembuatan obat norit, dan penjernihan air.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah proses pengendapan koloid. Koagulasi dapat dilakukan dengan tiga cara :
1. Mekanik dengan cara pangadukan, pemanasan atau pendinginan.
2. Penambahan elektrolit.
3. Pencampuran larutan koloid yang berlawanan muatan. Semakin besar muatan ion yang mengkoagulasikan, proses koagulasi makin efektif.
e. Dialysis
Dialysis merupakan proses untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan koloid, dengan kantong semipermeabel yang mempunyai pori-pori yang dapat melewatkan partikel-partikel kecil seperti ion-ion atau molekul sederhana tetapi dapat menahan koloid.
f. Koloid pelindung
Koloid pelindung yaitu koloid yang dicampurkan dengan koloid lain, namun tidak mengakibatkan penggumpalan kerena melapisi partikel koloid lain sehingga melindungi muatan koloid. Contoh : pada pembuatan es krim digunakan gelatin untuk mencegah pembentukan Kristal besar es atau gula. Contoh lainnya cat dan tinta.
g. Koloid liofil dan koloid liofob
koloid liofil adalah koloid yang partikel- partikel terdispersinya menarik medium pendispersinya akibat adanya gaya vander waals atau ikatan hydrogen. Bila mediumnya air , koloid ini disebut hidrofil.
Koloid liofob adalah koloid yang partikel-partikel terdispersinya tidak menarik medium pendispersinya. Bila mediumnya air, koloid ini disebut hidrofob.
Table 9.3 Perbedaan Sifat Sol Hidrofil dan Sol Hidrofob
Sol Hidrofil Sol Hidrofob
• Efek Tyndall lemah
• Mengadsorpsi mediumnya
• Viskositas lebih besar daripada mediumnya
• Bersifat reversible
• Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
• Stabil
• Terdiri atas zat organic
Contoh : sabun, detergen, kanji, agar-agar, gelatin • Efek Tyndall lebih jelas
• Tidak mengadsorpsi medium
• Hampir sama

• Tidak reversible
• Mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit
• Kurang stabil
• Zat anorganik
Contoh ; sol belerang, sol logam, sol Fe (OH)3, sol As2S3, sol AgCl
1.4 Pembuatan Koloid
1. Cara kondensasi
Cara mengubah partikel-partikel larutan sejati menjadi partikel koloid. Cara kondensasi dibedakan menjadi 2 cara.
a. Cara kimia
Proses redoks, hidrolisis, dan pemindahan
b. Cara fisika
Dengan menurunkan kelarutan zat terlarut, yaitu dengan cara penggantian atau pendinginan pelarut
2. Cara dispersi
Cara pembuatan koloid dengan mengubah partikel kasar (suspense) menjadi partikel koloid.
a. Cara mekanik
Cara ini dengan penggerusan atau penggilingan
b. Cara hemogenasi
Cara ini dilakukan dengan mesin hemogenisasi. Biasanya digunakan untuk emulsi.
c. Peptisasi
Pembuatan kaloid dengan zat pemecah atau medium yang sesuai (missal air panas). Contoh : penambahan FeCl3 (pemecah) pada endapan Fe(OH)3
d. Cara busur bredig
Logam yang akan dibuat koloid digunakan sebagai electrode lalu dicelupkan ke dalam medium pendispersinya dan pada kedua ujungnya dihubungkan dengan arus listrik sehingga uap logamnya akan terdispersi ke dalam medium pendispersinya membentuk koloid.
1.5 Koloid dan Polusi
Berbagai masalah lingkungan terkait dengan koloid, diantaranya adalah asbut. Asbut adalah campuran yang rumit yang terdiri atas berbagai gas dan partikel-partikel zat car dan zat padat. Asbut (smog) merupakan kombinasi dari asap (smoke) dank abut (fog).
Kabut sendiri merupakan disperse partikel air dalam udara. Kabut terjadi jika udara panas yang mengandung uap air tiba-tiba mengalami pendiginan, sehingga sebagai uap air mengalami kondensasi. Jika asap bergabung dengan kabut, maka kabut menghalagi asap naik. Akibatnya asap tetap berada di sekitar kita dan kita menghirupnya.
Asap mengandung partikel yang dapat mengiritasi paru-paru dan membuat kita batuk. Asap juga mengandung belerang dioksida (SO2). Gasa ini apat bereaksi dengan oksigen dan uap air membentuk asam sulfat. Asam sulfat akan mengiritasi paru-paru, sehingga menghasilkan banyak lendir. Asam sulfat ini juga merupakan salah satu penyebab terjadinya hujan asam
Selain itu, asbut mengandung berbagai jenis gas yang terbentuk dari serentetanreaksi fotokimia (yaitu reaksi kimia yang berlangsung di bawah pengaruh sinar matahari). Di antaranya, yaitu ozon, aldehida, dan peroksiasetil nitrat (PAN=CH3-COOONO2).

KESIMPULAN
- Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan dan canpuran kasar. Secara makroskopis koloid tampak homogen, tetapi ecara mikroskpis bersifat heterogen. Oleh karena itu koloid digolongkan ke dalam campuran heterogen. Campuran koloid pda umumnya bersifat stabil dan tidak dapat disaring.
- Penggolongan system koloid didasarkan pada fase pendispersi dan fase terdispersinya. Seuruhnya ada delapan jenis koloid. Disperse gas dalam gas tidak tergolong koloid, melainkan tergolong larutan.
- Koloid mempunyai sifat sebagai berikut.
o Efek tyndall
o Gerak brown
o Elektroforesis
o Adsorpsi
o Koagulasi
o Koloid pelindung
o Dialysis
o Koloid liofil dan koloid liofob
- Pembuatan koloid dapat dilakukan dengan cara kondensasi dan cara disperse
- Asbut adalah suatu bentuk pencemaran yang merupakan system koloid


CONTOH SOAL

1. Berikut adalah peristiwa-peristiwa koagulasi pada partikel koloid, kecuali…..
a. penggumpalan lateks
b. pengobatan sakit perut
c. pengendapan debu pada cerobong asap
d. penjernihan Lumpur dari air sungai
Jawaban : B
Penyelesaian :
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid yang terjadi karena pemanasan atau pencampuran koloid yang berbeda muatan. Pengobatan sakit perut oleh serbuk norit dimungkinkan karena serbuk norit menyerap mikroorganisme penyebab sakit perut. Gejala ini dikenal sebagai sifat adsorpsi koloid.
2. Sistem koloid yang medium pendispersinya cair dan fase terdispersinya cair adalah…..
a. susu
b. kabut
c. awan
d. keju
Jawaban : A
Penyelesaian :
Susu = fase terdispersi cair dalam cair
Kabut = fase terdispersi cair dalam gas
Awan = fase terdispersi cair dalam gas
Keju = fase terdisersi cair dalam padat
3. Sistem koloid yang partikel-partikelnya tidak menarik molekul pelarutnya disebut……
a. liofil
b. dialysis
c. hidrofil
d. liofob
Jawaban : D
Penyelesaian :
Berdasarkan kemampuannya dalam menarik molekul pelarut, koloid dibedakan menjadi dua yaitu :
- liofil : mudah menarik molekul-molekul pelarut
- liofob : sukar menarik molekul-molekul pelarut
4. Zat-zat yang tergolong koloid liofil adalah….
a. kanji, agar-agar, dan protein
b. batu apung, awan, dan sabun
c. susu, kaca, dan mutiara
d. minyak tanah, asap, dan debu
Jawaban : A
Penyelesaian :
Pada umumnya koloid organic seperti kanji, agar-agar, protein, dan karbohidrat termasuk koloid liofil
5. Diketahui beberapa pembuatan koloid :
• Satu sendok the gula dan satu sendok the belerang digerus kemudian dilarutkan dalam air.
• Pembuatan susu dengan mesin homogenasi.
• Air dipanaskan kemudian ditetesi larutan FeCl3 jenuh.
• Larutan As2O3 dialiri gas H2S
Yang termasuk pembuatan koloid cara kondensasi adalah……
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 3 dan 4
Jawaban : D
Penyelesaian :
Metode kondensasi adalah pembuatan koloid dengan mengubah larutan sejati menjadi koloid.
DAFTAR PUSTAKA
 Purba, Michael.2007.Kimia SMA.Jakarta:Erlangga
 Abdullah.2005.Aspirasi Kimia.Surakarta: CV Pustaka Manggala
 Johnson S.2003.Soal dan Pembahasan Kimia.Bandung: Erlangga
 Retnowati, Pricila.2005. Seribu Pena Kimia. Semarang: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar